BPK PENABUR Cimahi

Senin, 01 Maret 2010

Keberadaan sekolah-sekolah Kristen di bawah Yayasan BPK PENABUR Cimahi dilatarbelakangi oleh 2 hal. Pertama, adanya kerinduan antara Jemaat GKI Jabar Cimahi untuk membuka sekolah Kristen yang diharapkan dapat menopang pertumbuhan jemaat.
Kedua, kerinduan menjadi semakin terbuka lebar manakala tahun 1957 banyak sekolah asing yang ditutup menyusul keluarnya peraturan pemerintah yang melarang sekolah asing beroperasi di Indonesia. Sementara sekolah-sekolah swasta yang menggantikannya kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
Melihat pernyataan tersebut, Majelis Jemaat GKI Jabar terpanggil untuk segera mewujudkan cita-citanya, yaitu mendirikan sekolah. Pada Agustus 1961 dimulailah misi itu dengan membuka Sekolah Rendah. Pembukaan sekolah ini atas persetujuan Ketua Pengurus Harian BPK Djabar yang saat itu diketuai Lie Bing Giok.
Pada 1 Juni 1961 diangkatlah pengurus BPK Djabar Cimahi uang tertuang dalam SK No. 38/I/TK/62. Susunan pengurus BPk Djabar Cimahi yang pertama adalah ketua : Lay Djit Siong, wakil ketua : Siem Tek Hok, penulis : Oey Hay San, bendahara : Yap Bing Tiong, dan komisaris : Yo Kiat Lin.
Pada awalnya proses belajar mengajar berlangsung di gedung bekas sekolah swasta di Jl. Pabrik Aci Cimahi; tersiri atas 5 runag kelas untuk taman kanak-kanak dan sekolah rendah kelas 1 sampai kelas 5.
Jumlah siswa awal berdiri 40 anak dengan lima orang guru dan seorang kepala sekolah, Ny Tan Tjiang Bie. Tahun berikutnya, jumlah ruang semakin beerkurang seiring dengan dimanfaatkannya ruang sekolah itu oleh pihak lain. Pengurus berusaha bertahan, tapi tidak membuahkan hasil.
Apa boleh buat, pada tahun 1964 beberapa ruang di kompleks GKI Jabar Cimahi di Jl. Pecinan pun dimanfaatkan agar proses belajar mengajar tidak terhenti. Seiring dengan bertambahnya murid, ruang kelas pun didirikan. Jika hujan, bocor. Maka seluruh fasilitas yang ada di GKI Djabar Cimahi, seperti pendopo, pastori, teras dimanfaatkan untuk ruang kelas.
Saat pindah lokasi pada 14 Mei 1964 jumlah siswa mulai dari jenjang TK, SR, dan SMP telah mencapai 270 anak. SMP dibuka Agustus 1963 dengan jumlah siswa waktu itu 6 anak dan kepala sekolah I. M. Sitorus.
Karena ruang belajar yang tidak memadai, pengurus mulai Agustus 1964 membangun gedung sekolah sederhana di kompleks GKI Jabar Cimahi. Setahun kemudian gedung sekolah baru tersebut sudah dapat digunakan.
Andreas adalah nama sekolah-sekolah Kristen yang ada di lingkungan BPK PENABUR Cimahi. Nama 'Andreas' sengaja dipilih untuk mengingatkan jemaat kepada si pemukat ikan yang dipilih Yesus Kristus menjadi salah satu murid-Nya. Diharapkan sekolah-sekolah Kristen Andreas

Baca selengkapnya......

Berubah Jadi BPK PENABUR

APALAH arti sebuah nama, Ungkap William Shakespeare. Tapi bagi Badan Pendidikan Kirsten (BPK PENABUR) Djawa Barat, nama sungguh amat penting. Maka dianggap Perlu BPK PENABUR Djawa Barat berganti menjadi BPK PENABUR. Pada awal berdirinya lembaga pendidikan ini memang dalam wilayah Jawa Barat, mengiuti pola pemerintah belanda di Indonesia.

Kenyatannya sesuai dengan perkembangan Zaman, aktivitas BPK Djabar lebih terpusat ke Jakarta. Beralasan Jika jakarta kemudian di pilih sebagai pusat BPK Djabar.

Peranan Jakarta makin besar terutama setelah kota itu ditetapkan sebagai Ibu kota Negara dan Pusat Pemerintahan pada tahun 1964. Instansi yang menangani pendidikan pun (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ) berkedudukan di Jakarta

Bersamaan dengan itu, kegiatan BPK Djabar terus berkembang. Siapa sangka berkat pertolongan TUHAN, pelayanan BPK Djabar meluas sampai ke provinsi Lampung yang ditandai dengan berdirinya sekolah dibawah binaan BPK Djabar bi bandar Lampung dan Metro.

Fakta-fakta seperti iulah yang melatar belakangi pemikiran bahwa nama BPK Djabar sudah tidak cocok lagi. Selain itu BPK Djabar tidak hanya mengurusi sekolah Jenjang pendidikan dasar dan menengah saja, tapi juga perguruan tinggi seperti Universitas Djaya yang lahir pada tahun 1967.

Maka para pengurus pun merasa perlu mengubah nama BPK Djabar menjadi BPK PENABUR . Namun mengganti nama tidak sesederhana orang membalikkan telapak tangan. Landasan Hukumnya harus di siapkan .

Pada hari selasa tanggal 21 maret 1989 dua orang pengurus BPK Djabar, yaitu Drs Djufrie N. Sentana, MBA selaku ketua umum dan Drs Michael Tanok selaku sekretaris Umum pun menghadap notaris Winanto Wiryomartani, SH.

Lalu di buatlah akta bernomor 121 tertanggal 21 Maret 1989 yang mengukuhkan nama Badan Pendidikan Kristen Penabur ( BPK PENABUR ) yang populer hingga sekarang. Akta ini telah di muat dalam lembaran berita Negara RI tanggal 5 Mei 1989 nomor 36. perubahan nama dari BPK Djabar menjadi BPK PENABUR itu kemudian di setujui secara resmi dalam persidangan majelis sinode ke-46 GKI Djabar pada 1 Juli 1989

dalam mukadimah Anggaran dasar BPK PENABUr di sebutkan bahwa gereja Kristen Indonesia Djawa barat hidup di dalam persekutuan dengan gereja yan kudus dalam mengemban amanat panggilan pelayanan dan kesaksian pada umat manusia. Karena salah satu perwujudan panggilan pelayanan dan kesaksian tersebut adalah di bidang pendidikan, maka Gereja Kristen Indonesia Jawa barat mendirikan dan mengasuh suatu yayasan pendidikan kristen yang berdasarkan iman Kristen, sesuai dengan kesadaran bahwa pendidikan itu mengarah kepada pembentukan manusia seutuhnya.

Selanjutnya disebutkan bahwa yayasan tersebut berkedudukan di Jakarta, dan berasaskan Pancasila, serta bertujuan ikut membentuk manusia Indonesia seutuhnya melalui bidang pendidikan sebagai perwujudan panggilan pelayanan dan kesaksian Kristen.

Untuk mencapai tujuannya, yayasan mendirikan dan membina sekolah-sekolah, perguruan tinggi-perguruan tinggi, kursus-kursus dan lain sebagainya. juga ddirikan badan-badan usaha sebagai sarana yang dapat menunjang BPK PENABUR selama tidak bertentangan dengan tujuan yayasan.

Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, BPK PENABUR

Baca selengkapnya......

N2K BPK PENABUR sebagai DASAR PENDIDIKAN

Selasa, 09 Februari 2010

Ilmu Pengetahuan terus berkembang dan dikembangkan demi memenuhi tuntutan dan kebutuhan untuk memperbaiki mutu kehidupan dan mutu kemanusiaan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang seperti itu hanya mungkin terjadi jika ada karakter baik yang sekaligus terbentuk dalam diri orang berilmu.

Orang berilmu yang tidak berkarakter-baik penggunaan ilmu pengetahuan yang dimiliki hanya untuk kepentingan diri sendiri meskipun perbuatannya itu dapat menghancurkan mutu kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
BPK PENABUR adalah sebuah institusi pendidikan Kristen di bawah naungan Gereja Kristen Indonesia. Sekolah-sekolah BPK PENABUR mempersiapkan murid dan siswanya pada segala sisi, dengan harapan agar lulusan mampu menjawab tantangan masa depan. Menjadi orang yang berkarakter dan cakap.
Dalam berupaya untuk menjadi lembaga yang benar-benar dapat memberikan kontribusi kepada Negara dan Bangsa khususnya, dan kepada Mutu Kehidupan dan Kemanusiaan pada umumnya, BPK PENABUR menetapkan Visi : Menjadi lembaga pendidikan Kristen unggul dalam Iman, Ilmu, dan Pelayanan, dengan Misi : Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan Nilai-Nnilai Kristiani.
Nilai-Nilai Kristiani (N2K) BPK PENABUR, secara sederhana sehingga mudah dikomunikasikan kepada semua lapisan masyarakat, dapat dijelaskan sebagai berikut :
N2K BPK PENABUR bersumber dari Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus. Aspek-aspek atau sudut pandang pengembangan dalam praksis merupakan hasil refleksi kristiani atas iman kepada Yesus Kristus dalam konteks pendidikan dan dunia, kini dan masa yang akan datang.
Dalam kesadaran agar melalui pendidikan di BPK PENABUR terbangun manusia yang utuh dan memiliki integritas sebagai ciptaan Tuhan yang baik adanya. Alumni BPK PENABUR dicita-citakan akan menjadi insan yang mampu mengasihi dirinya, mengasihi orang lain (sesama) dan mengasihi (menjaga dan memelihara) lingkungannya.
Cinta Kasih adalah nilai inti (core value) ditabur dan ditumbuhsuburkan dalam diri setiap murid dan siswa. Dibimbing, dilatih, dibiasakan, dikembangkan kesadaran dan pemahamannya sehingga perbuatan-perbuatan yang berdasarkan cinta kasih menjadi kegemaran bahkan bagian dari karakter dan kepribadian.
Nilai-nilai luhur lain yang mendasari karakter manusia memang ada banyak, N2K BPK PENABUR mengangkat 3 nilai yang diutamakan, yaitu Kebenaran (truth), Kerjasama (cooperation) dan Damai sejahtera (peace). Nilai-nilai memang banyak, sebagaimana halnya warna, banyak warna yang bisa ditampilkan, dan kenyataan praktis menunjukkan dengan mengkombinasikan warna Merah, Kuning dan Biru telah dapat dihasilkan beratus-ratus warna lain yang indah-indah di atas kertas putih. Cahaya bening dari mentari itu ternyata merupakan paduan harmonis dari warna pelangi yang indah
Sekarang ini sekolah-sekolah BPK PENABUR bergiat melakukan pendidikan Karakter berbasiskan N2K BPK PENABUR. Keyakinan yang ingin diwujudnyatakan adalah, karakter baik murid dan siswa akan membuahkan prestasi akademik yang baik. Prestasi yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan, karena berkembangnya secara optimal talenta yang dimiliki.
Pada tahun-tahun ini pendidikan Karakter berdasarkan N2K masih berada di kegiatan yang disebut ”kegiatan pengembangan” atau ekstra kurikuler. BPK PENABUR mencanangkan tahun 2008/2009 sebagai Tahun Kejujuran dan Keramahan. Pendidikan Nilai : Kejujuran dan Keramahan akan menjadi praktek masal dari warga BPK PENABUR. Tahun-tahun selanjutnya akan diangkat nilai yang lain sebagai fokus. Pendidikan karakter berdasarkan N2K BPK PENABUR akan terintegrasi dalam kegiatan kurikuler dan juga terefleksi melalui budaya sekolah BPK PENABUR. Pembinaan dan pendidikan terus digiatkan sejalan dengan langkah menyongsong masa depan yang cemerlang, di samping membangun identitas komunitas BPK PENABUR.

Baca selengkapnya......

N2K BPK PENABUR

Nilai-Nilai Kristiani harus kita terapkan dalam kehudupan sehari hari agar kita dapat memberikan juga contoh kepada orang lain. agar orang lain juga dapat mencontohnya kepada orang-orang lain yang ditemuinya.


N2K BPK PENABUR

1. PENDAHULUAN
Nilai-Nilai Kristiani (N2K) adalah bagian yang hakiki dari identitas BPK PENABUR dalam kehidupan komunitasnya dan kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu N2K tidak boleh sekedar menjadi bagian dari dokumen, melainkan haruslah menjadi bagian esensial praktek hidup dan kerja warga komunitas BPK PENABUR. Kalau terjadi pergeseran, perilaku, kebiasaan tentunya bukan N2K yang bergeser, melainkan praktek kehidupan yang terjadi dalam lingkungan komunitas BPK PENABUR yang bergeser terhadap N2K yang tersurat. Oleh karena itu perlu ada pergumulan dan perumusan terhadap pengertian N2K yang jelas, sehingga N2K dapat dipelajari, diajarkan, dan diterapkan secara terus menerus oleh seluruh warga BPK PENABUR.
Mukadimah Sistem Pendidikan BPK PENABUR alinea ketiga menyatakan : “BPK PENABUR bersama keluarga dan masyarakat, mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan pengajaran berkualitas berdasarkan Nilai-Nilai Kristiani”. Dengan demikian BPK PENABUR telah menentukan pendidikan dan pengajaran yang dipilih yaitu pendidikan dan pengajaran yang didasari Nilai-Nilai Kristiani (N2K).
Pengertian dasar N2K yang dimaksud adalah :

1. Nilai-nilai yang bersumber pada Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) yang dihayati oleh gereja.
2. Berpusat pada Yesus Kristus (Kristosentris) sebagai ukuran kebenaran.
3. Aspek-aspek pengembangan dalam praksis haruslah merupakan hasil refleksi kristiani atas iman kepada Yesus Kristus dalam konteks pendidikan dan dunia, kini dan masa yang akan datang.

2. NILAI-NILAI KRISTIANI DALAM KONTEKS PELAYANAN PENDIDIKAN
Dalam kesadaran akan pentingnya N2K untuk dipelajari, dilakukan, dan diterapkan, maka warga BPK PENABUR melaksanakan refleksi / pergumulan teologis mengenai nilai-nilai kristiani dalam konteks pelayanan pendidikan. Secara mendasar N2K yang dilihat dari kehidupan dan ajaran Yesus Kristus adalah cinta kasih (love : Mat 5:43-44; 22:37-40; 25:40). Cinta kasih tidak dimengerti secara sempit hanya kepada Allah atau kepada manusia saja. Pengertian cinta kasih harus ada dalam keutuhan dan keseluruhan (holistik) yaitu cinta kasih kepada Tuhan dan sesama manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling mengalahkan. Sebaliknya hanya di dalam keduanya maka terdapat cinta kasih yang sempurna. Kesempurnaan cinta kasih inilah yang dilihat oleh Yesus Kristus sebagai keprihatinan karena kecenderungan manusia untuk memisahkan keduanya atau meniadakan salah satunya. Dari kondisi yang terakhir inilah kemudian muncul sikap-sikap yang tidak benar seperti kemunafikan agama, inkonsistensi ajaran, ketidakadilan, dan sebagainya.
Dalam uraian Alkitab sebagai sumber dari refleksi atas kehidupan Yesus Kristus, cinta kasih diwujudkan melalui banyak sikap, tindak tanduk, dan ajaran. Cinta kasih adalah sebuah nilai etis teologis yang amat luas, yang tidak mudah untuk di terjemahkan dengan rinci. Karena itu dengan membatasi pemikiran hanya pada konteks dunia pendidikan di Indonesia, khususnya BPK PENABUR, maka disepakati untuk membuat refleksi atas nilai cinta kasih Yesus Kristus pada topik-topik yang relevan, yaitu manusia, konteks sosial, kemanusiaan, lingkungan, dunia, dan pendidikan di Indonesia. Secara rinci refleksi dan pendalaman atas topik-topik tersebut dimengerti sebagai berikut :
1. Dunia pendidikan pada dasarnya terpanggil untuk membangun manusia yang utuh dan memiliki integritas sebagai ciptaan Tuhan yang baik.
2. Manusia yang dibangun oleh dunia pendidikan adalah manusia yang akan hidup di tengah-tengah konteksnya (sesama manusia dan lingkungannya). Karena itu keutuhan manusia juga terukur dari kemampuannya berinteraksi secara sehat, memahami situasi secara kritis, bersikap secara bijaksana, dan turut serta menciptakan konteks sosial (kemanusiaan & lingkungan) yang baik.
3. Percakapan mengenai kedua hal di atas ada dalam konteks bagaimana dunia pendidikan menjalankan fungsinya secara optimal. Karena itu menjadi amat penting jika dunia pendidikan sendiri menyadari bagaimana praksis hidupnya dapat secara efektif mewujudkan tujuan-tujuan (butir 1 dan 2) di atas.
Cinta kasih Yesus Kristus dalam kaitannya dengan manusia, konteks sosial, dan dunia pendidikan, mengangkat tiga nilai penting. Ketiga nilai tersebut adalah :
1. Kebenaran (truth)Cinta kasih yang Yesus Kristus tunjukkan bahkan perjuangkan bukan berdasarkan perasaan sesaat. Cinta kasih yang konsisten dan konsekuen didasarkan dan menghasilkan kebenaran. Kebenaran yang dimaksudkan di sini adalah wujud dari kehidupan yang setia untuk terus menerus membangun refleksi / perenungan atas Firman Allah dan relevansinya pada dunia ini. Kebenaran dalam konteks Alkitab sangat erat hubunganya dengan keadilan (Kej 18:19; 2 Sam 8:15; 2 Raj 10:9; Mzm 9:9; Ef 6:14). Di sini berarti kebenaran adalah hal yang dapat dimengerti dan dirasakan oleh manusia lain, bahkan lingkungannya. Kebenaran di satu sisi adalah hal partikular dari tradisi iman, teologi, atau agama (bahkan pribadi atau kelompok). Dalam konteks kristen maka sumber kebenaran adalah Yesus Kristus. Tetapi nilai kebenaran yang dimaksudkan di sini adalah pencarian terus menerus dalam pengalaman partikular untuk mendapatkan kebenaran universal yang amat nyata dalam cinta kasih dan rasa keadilan bagi semua manusia serta ciptaan Allah (Mat 4:4; 5:13-16; 6:32-34). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai kebenaran nampak dalam manusia beragama yang berkemauan baik dalam hidupnya.
2. Kerjasama (cooperation)Cinta kasih yang Yesus Kristus perjuangkan juga didasarkan dan menghasilkan kerjasama. Manusia pada dasarnya diciptakan oleh Tuhan untuk bekerja, melayani, dan menghasilkan buah dalam kehidupannya, yaitu memuliakan Tuhan melalui kebenaran dan keadilan (Kej 1:26-29; Mzm 92:13-16; Mat 13:1-23; Yoh 15:2). Bekerja dalam cinta kasih adalah panggilan pelayanan yang seharusnya tidak menjadi beban ketika manusia bekerja bersama-sama dengan manusia lain bahkan dengan lingkungannya. Karena itu nilai yang dibicarakan di sini adalah nilai kerjasama. Dalam konteks ini manusia yang bekerjasama adalah manusia yang membangun relasi sosial dan relasi lingkungan dalam cinta kasih (bdk. Yoh 13:1-17; 15:13-14; Mat 5:43-48). Sepanjang relasi ini ada dalam keadaan yang benar dan baik maka cinta kasih dapat terwujud. Karena itu nilai kerjasama menuntut lebih jauh nilai-nilai : a) Kesetaraan, yaitu kesadaran paradigma bahwa relasi manusia – manusia sebagai sesama ciptaan Tuhan di dalam dunia ini terjadi tidak berdasarkan status tinggi – rendah. Tidak ada perbedaan apapun dalam dunia ini (kultur, agama, gender, ekonomi) yang dapat menghilangkan kesetaraan kemanusiaan. Dalam kesetaraan akan terjadi sinergisitas relasi dan kerja yang ideal dalam kemanusiaan kita. Kesetaraan mengandaikan penghargaan pada kemajemukan (kultur, agama, gender, ekonomi) di dalam kehidupan manusia yang seringkali menjadi sebab dan alasan untuk melakukan kekerasan atau ketidakharmonisan. Di dalam kesetaraan maka kemanusiaan kita akan menjadi amat manusiawi. b) Kepedulian, yaitu nilai yang diperlukan dalam setiap kerjasama dan cinta kasih yang dibangun oleh manusia. Kepedulian mengandaikan setiap manusia mempunyai keterikatan kuat dengan manusia lain terutama pada mereka yang lebih lemah (Mat 25:40; Luk 10:25-37; 7:13). Kepedulian sehingga membangung kerjasama dan cinta kasih di antara sesama manusia adalah sebuah wujud paling konkret dari penyangkalan diri dan menghargai orang lain (bukan hanya mementingkan diri sendiri : Luk 9:23; Rm 15:1-6). Lawan dari kepedulian adalah keangkuhan yang biasanya ditandai dengan tidak adanya kesetaraan dan ketidakpedulian pada yang lemah.c) Hal yang juga perlu diingat dalam kesedaran kontekstual saat ini adalah kerjasama bukan hanya nilai dalam konteks hubungan manusia-manusia saja tetapi juga hubungan manusia dengan lingkungannya. Karena itu diperlukan kerjasama dan kepeduliaan pada lingkungan yang pada akhirnya juga akan menghasilkan sikap manusiawi pada ciptaan Tuhan lainnya. Sikap dan nilai yang dilawan dari kerjasama dengan lingkungan ini adalah keserakahan dan ketidakpedulian lingkungan, yang sampai dengan saat ini masih amat mewarnai kehidupan manusia Indonesia.
3. Perdamaian dan damai sejahtera (peace)Cinta kasih yang Yesus Kristus perjuangkan pada akhirnya juga didasarkan dan menghasilkan perdamaian. Perdamaian yang dimaksudkan di sini bukan sekedar situasi semu tetapi damai sejahtera yang dirasakan oleh setiap orang dalam dunia yang benar dan adil (Mzm 72:1-3; Yes 9:6; Yoh 16:33; Rm 8:6). Nilai damai sejahtera pada dasarnya adalah semangat yang dihadirkan oleh Yesus Kristus dan Kerajaan Surga, yaitu menghadirkan relasi antar manusia yang terwujud dalam semangat kesetaraan, penghargaan pada perbedaan, penghargaan pada kemanusiaan, kepedulian, dan perwujudan keadilan. Perdamaian atau damai sejahtera menjadi nilai yang tidak lagi dihayati dengan kuat dalam konteks masyarakat Indonesia saar ini, termasuk organisasi dan institusi keagamaan. Sehingga di sini gambar diri dari setiap individu maupun relasi antar manusia dibangun dengan warna dan nilai-nilai lain yang lebih dominan, seperti materialisme, hedonisme, kekerasan dan sebagainya.
Nilai-nilai Kristiani ini adalah suatu kesemestian atau keniscayaan yang diyakini oleh warga BPK PENABUR sebagai hal yang harus dibangun bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang ada di sekitar.
Berdasarkan nilai cinta kasih yang menampilkan tiga nilai di atas (kebenaran, kerjasama, dan damai sejahtera) maka dapat diturunkan nilai-nilai sebagai berikut :
Kesatuan (unity) : kemanusiaan yang utuh (dalam perbedaan); kesetaraan
Manusia yang merdeka (freedom) : hak asasi ; kebebasan ; pembebasan; dimerdekakan
Memprioritaskan kepedulian pada kemanusiaan (termasuk yang lemah) dan kebenaran (care)
Tidak egois (unselfish): bersedia membantu ; menolong yang lemah
Kerendahan hati (humility) : penyangkalan diri
Berbagi dalam lebih – kurang, suka – duka (sharing)
Kejujuran (honesty) : bersikap yang benar
Sikap memahami dan menerima ‘yang lain’ (tolerance).
Rasa hormat pada diri sendiri dan sesama manusia (respect)
Bersukacita (joyfull)
Tanggungjawab terhadap kehidupan dan pelayanan (responsibility)
Kesederhanaan (simplicity) : empati ; berpikir dan bertindak populis
Moralitas (morality) : prinsip hidup yang benar
Tidak diskriminatif (non discrimination)
Integritas / keutuhan jati diri dan seluruh ciptaan (integrity) : rasa memiliki pada ciptaan Tuhan
Keinginan untuk terus belajar (curiousity)
Keadilan (justice) : penghargaan pada kemanusiaan, dan ciptaan.
Nilai-nilai di atas perlu terus dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan iman kristiani yang kontekstual.
3. PRAKSIS
N2K akan terasa keberadaannya (existence) jika mewujud dalam praktek kehidupan sehari-hari sehingga membangun kebiasan bahkan membudaya dan menjadi citra pribadi. Nilai-nilai itu diharapkan tercermin dalam peran dan praksis masing-masing organ sebagai berikut :
PENGURUS HARIAN (sisdikbur pasal 6; 14-18; 20-23; 26; 30-33 à kebijakan)
Kebenaran (Truth)
Menyusun kebijakan berdasarkan pada nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Menyusun kebijakan melalui dan membangun nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
Menyusun kebijakan yang menghadirkan nilai damai sejahtera

PENGURUS SETEMPAT (sisdikbur pasal 7; 14-18; 20-23; 26; 30-33 à implementasi kebijakan & kebijakan setempat)
Kebenaran (Truth)
Mengimplementasikan kebijakan dan menyusun kebijakan setempat berdasarkan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Mengimplementasikan kebijakan dan menyusun kebijakan setempat melalui dan membangun nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
Mengimplementasikan kebijakan dan menyusun kebijakan setempat yang menghadirkan nilai damai sejahtera

TENAGA PENDIDIK (sisdikbur pasal 24, 14-18; 20-23; 25-26; 12:1,3 à kompetensi & profesionalitas)
Kebenaran (Truth)
i. Memiliki kompetensi dan profesionalitas yang dapat dipertanggungjawabkan
ii. Mengimpartasi peserta didik dengan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
i. Memiliki kompetensi interpersonal
ii. Mengimpartasi peserta didik dengan nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
i. Memiliki nilai damai sejahtera dalam mendayagunakan kompetensi dan profesionalitasnya
ii. Mengimpartasi peserta didik dengan nilai damai sejahtera

TENAGA KEPENDIDIKAN (sisdikbur pasal 28, 29; 20-23 à kompetensi & profesionalitas)
Kebenaran (Truth)
Memiliki kompetensi dan profesionalitas yang dapat dipertanggungjawabkan dan mendayagunakannya secara bertanggung jawab pula.
Kerjasama (Cooperation)
Memiliki kompetensi interpersonal dan mendayagunakannya secara bertanggung jawab pula.
Damaisejahtera (Peace)
Memiliki nilai damai sejahtera dalam mendayagunakan kompetensi dan profesionalitasnya

PESERTA DIDIK (sisdikbur pasal 10; 11; 21:2-4 à kemauan belajar & kepribadian)
Kebenaran (Truth)
i. Usia dini : mengenal nilai kebenaran
ii. Usia pendidikan dasar : menerapkan nilai kebenaran
iii. Usia pendidikan menengah : mengamalkan nilai kebenaran
iv. Usia pendidikan tinggi : mengimpartasi nilai kebenaran

Kerjasama (Cooperation)
i. Usia dini : mengenal nilai kerjasama
ii. Usia pendidikan dasar : menerapkan nilai kerjasama
iii. Usia pendidikan menengah : mengamalkan nilai kerjasama
iv. Usia pendidikan tinggi : mengimpartasi nilai kerjasama

Damaisejahtera (Peace)
i. Usia dini : mengenal nilai damai sejahtera
ii. Usia pendidikan dasar : menerapkan nilai damai sejahtera
iii. Usia pendidikan menengah : mengamalkan nilai damai sejahtera
iv. Usia pendidikan tinggi : mengimpartasi nilai damai sejahtera

LULUSAN (sisdikbur pasal 3 à spiritualitas)
Kebenaran (Truth)
Lulusan memiliki spiritualitas yang mewujudnyatakan dan mengembangkan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Lulusan memiliki spiritualitas yang mewujudnyatakan dan mengembangkan nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
Lulusan memiliki spiritualitas yang mewujudnyatakan dan mengembangkan nilai damai sejahtera

ORANG TUA SISWA (sisdikbur pasal 35, 32, 33 à )
Kebenaran (Truth)
Berperan dalam menumbuhkembangkan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Berperan dalam menumbuhkembangkan nilai kerjasama
Damai sejahtera (Peace)
Berperan dalam menumbuhkembangkan nilai damai sejahtera

4. PENUTUP/HARAPAN
N2K yang direfleksikan dalam tulisan ini tentu memiliki banyak keterbatasan. Tetapi pada dasarnya N2K berpusat pada Kristus, yang menjadi sumber dan pewujudan nilai cinta kasih. Nilai cinta kasih tersebut adalah dasar dari seluruh nilai-nilai kristiani lainnya.
Demi pewujudan nilai cinta kasih dan N2K lainnya pada peserta didik dan keseluruhan pelayanan pendidikan BPK PENABUR, maka hal yang diprioritaskan untuk terwujud adalah mengelola kurikulum formal bersama-sama dengan ‘kurikulum laten’ (hidden curiculum). Kurikulum laten yang dimaksud adalah N2K yang direfleksikan dalam karakter guru, interaksi interpersonal, dan suasana lingkungan yang tercipta.
N2K sudah seharusnya menjadi faktor intrinsik dalam karakter warga BPK PENABUR. Karena itu mewujudkan N2K di dalam penyusunan program-program pendidikan secara utuh sudah semestinya menjadi tantangan serta garapan seluruh warga BPK PENABUR.

Baca selengkapnya......

Sejarah

Sejarah Badan Pendidikan Kristen Penabur (BPK PENABUR) tidak dapat dilepaskan dari sejarah Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat yang sudah ada sejak zaman Belanda. Saat bersejarah yang penting dicatat ialah tgl. 19 Juli 1950 sebagai lahirnya Badan Pendidikan Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee Djawa Barat (selanjutnya disingkat BP THKTKHKH Jabar) berdasarkan Akte Notaris H.J.J. Lamers di Bandung yang diwakili oleh calon Notaris Tan Eng Kiam.

Pada tahun 1967, setelah lebih dari 25 tahun sebagai bangsa merdeka, rasa kebangsaan Indonesia makin menebal, sehingga pembangunan bangsa dan pembangunan karakter perlu mendapat wujud yang lebih nyata. Nama Badan Pendidikan yang memakai nama Cina perlu mendapat ganti nama sesuai dengan keadaan. Lebih-lebih setelah terjadi Gerakan 30 September 1965. Apa yang dilakukan oleh BAPERKI yang bersifat integratif, sudah tidak sesuai lagi dengan kegiatan yang dilakukan oleh golongan yang menghendaki asimilatif. Karena itu dipandang perlu untuk memperbaharui dengan pembuatan akte baru.

Tokoh Oey Giok Tjeng selaku Ketua Yayasan dan Tjiok Tjing Ho sebagai Sekretaris Yayasan Badan Pendidikan yang lama datang kepada Notaris E. Pondaag untuk membuat akte baru. Maka pada tanggal 27 Januari 1967 dengan nomor akte 33 berdirilah Yayasan Badan Pendidikan Kristen (BPK PENABUR) Djawa Barat yang berkedudukan di Jakarta. Apa yang terdantum dalam akte pendiriannya, tampak sekali bahwa sifat badan lama yang masih etnis Cina atas dasar agama Kristen, telah berubah bersifat nasional Indonesia atas dasar agama yang sama.

Yayasan yang bernama Badan Pendidikan Kristen (BPK PENABUR) Djawa Barat, selanjutnya disebut BPK PENABUR Jabar, didirikan dengan dasar pada kesaktian alkitab dan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan Juruselamat Dunia. maksud dari yayasan tersebut adalah untuk membina manusia Indonesia berlandaskan Pancasila, yaitu Dasar Negara Republik Indonesia (Yayasan lahir dalam zaman demokrasi Pancasila). Sedangkan tujuannya adalah untuk memberi pelayanan Kristen di bidang pendidikan dan pengajaran dalam arti seluas-luasnya.

Dengan nama BPK PENABUR Jabar, pengertian wilayah kegiatannya hanya mencakup wilayah provinsi Jawa Barat saja. pada waktu itu Jakarta masih dianggap seperti bagian dari Jawa Barat, jadi mengikuti pola pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan dipilihnya Jakarta sebagai pusat BPK PENABUR Jabar, peranan Jakarta makin besar terutama dengan pertimbangan bahwa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia berkedudukan di Jakarta. Sehingga segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, penyelesaiannya di Jakarta. Lebih-lebih setelah secara hukum ditetapkan bahwa Jakarta menjadi ibukota Republik Indonesia (1964), maka posisi Jakarta sebagai pusat kegiatan BPK PENABUR Jabar makin mantap.

Dalam kondisi sosial-ekonomi serta komunikasi yang makin membaik, maka dilakukan perluasan oleh BPK PENABUR Jabar sampai ke Lampung. Maka didirikanlah sekolah dibawah BPK PENABUR Jabar di Bandar Lampung maupun Metro.

Dengan Jakarta yang bukan bagian dari Jawa Barat dan Lampung yang jelas sebagai salah satu propinsi di luar Jawa dan hanya dipisahkan oleh Selat Sunda dari Jawa Barat, maka timbullah pemikiran-pemikiran untuk mengubah nama Badan Pendidikan Kristen Jawa Barat dengan istilah lain.

Melihat kenyataan-kenyatan yang ada serta aktivitas pengurus dari BPK PENABUR Jabar telah nyata sebagaimana dikemukakan dalam pasal 2 dan 3. Agar seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keadaan baru, maka diperlukan landasan hukum yang lebih mantap.

Pada hari Selasa tanggal 21 Maret 1989 telah menghadap Notaris Winanto Wiryomartani, S.H. dua orang pengurus BPK PENABUR Jabar, yaitu Drs. Djufrie Natanael Sentana, MBA. selaku Ketua Umum Pengurus Harian dan Drs. Michael Tanok selaku Sekretaris BPK PENABUR Jabar. Dibuatlah Akte yang bernama Badan pendidikan Kristen PENABUR (BPK PENABUR) tertanggal 21 Maret 1989 Nomor 121 yang dimuat dalam Berita Negara RI tanggal 5 Mei 1989 No. 36.

BPK PENABUR telah menyebutkan adanya Mukadimah sebagai berikut: Mengingat bahwa Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat yang hidup di dalam persekutuan dengan Gereja yang kudus dalam mengemban amanat panggilan pelayanan dan kesaksian tersebut adalah di bidang pendidikan, maka Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat mendirikan dan mengasuh suatu Yayasan Pendidikan Kristen yang berdasarkan iman Kristen, sesuai dengan kesadaran bahwa pendidikan itu mengarah kepada pembentukan mansuai seutuhnya. Selanjutnya disebutkan, bahwa yayasan tersebut berkedudukan di Jakarta dan berdasarkan pancasila dan bertujuan ikut membentuk manusia Indonesia seutuhnya melalui bidang pendidikan sebagai perwujudan panggilan pelayanan dan kesaksian Kristen.

Baca selengkapnya......

Lahir Berdasarkan Kesaksian Alkitab

Rabu, 03 Februari 2010

Zaman terus berubah. Setelah Indonesia berusia lebih dari 25 tahun, rasa kebangsaan pun semakin menebal. Nama badan pendidikan yang masih berbau Tionghoa pun dirasa perlu untuk diganti dengan nama yang lebih membumi, disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Zaman terus berubah. Setelah Indonesia berusia lebih dari 25 tahun, rasa kebangsaan pun semakin menebal. Nama badan pendidikan yang masih berbau Tionghoa pun dirasa perlu untuk diganti dengan nama yang lebih membumi, disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Peristiwa meletusnya Gerakan 30 September 1965 semakin mrndorong GKI Djabar untuk mengubah nama yayasan binaannya di bidang pendidikan ini.
Tokah Oey iok Tjeng selaku Ketua Yayasan dan Tjiok Tjing Ho sebagai Sekretaris Yayasan BPK PENABUR yang lama lalu datang ke Notaris E. Pondaag untuk membuat akta baru. Maka pada tanggal 27 Januari 1967 dengan nomor akta 33 berdirilah jajasan Badan Pendidikan Kristen (BPK PENABUR) Djawa Barat yang berkedudukan di Jakarta.
Sifat badan lama yang masih beretnis Tionghoa atas dasar agama Kristen, lewat akta baru telah berubah sifat menjadi nasional Indonesia atas dasr agama yang sama.
Yayasan yang bernama Badan Pendidikan Kristen Djawa Barat (BPK PENABUR) didirikan dengan dasar pada kesaksian Alkitab dan Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan juru Selamat Dunia.
Maksud dari yayasan tersebut adalah untuk membina manusia Indonesia yang berlandaskan Pancasila selaku dasar negara Republik Indonesia. Sedangkan tujuannya adalah untuk memberi pelayanan Kristen di bidang pendidikan dan pengajaran dalam arti seluas-luasnya.
Yayasan, lewat akta baru, dipimpin oleh Pengurus Pleno yang bertanggungjawab kepada Sinode Geredja Kristen Indonesia Djawa Barat. Pengurus Pleno terdiri atas pengurus Harian(PH), para wakil Komisi Pembantu Setempat. Anggota-anggota Pengurus Pleno diangkat untuk waktu dua tahun dan serentak meletakkan jabatan mereka dalam suatu sidang.
Pengurus harian dibentuk oleh formatur, yaitu Ketua BPK PENABUR Djabar ata sketentuan Sinode dalam tempo satu bulan. Bilamana formatur yang dibantu dua orang lainnya gagal membentuk PH, maka mereka harus mengembalikan mandat kepada Sinode.
Yang menjadi penulis umum adalah seorang dari jemaat yang tergabung dalam Sinode Geredja Kristen Indonesia Djabar. Tentang tugas PH hampir sama dengan yang telah ditentukan dalam akta pendian tahun 1950.

Baca selengkapnya......

Visi, Misi dan Moto BPK PENABUR

Kamis, 28 Januari 2010

Untuk dapat merealisasikan tujuannya, setiap organisasi termasuk organisasi nirlaba, perlu mendefinisikan secara jelas visi dan misi yang diembannya. Visi atau idaman tentang masa depan yang harus diupayakan menjadi kenyataan, akan menjadi visi bersama, apabila didasari nilai-nilai, kepentingan dan aspirasi dari setiap anggota organisasi.

Untuk dapat merealisasikan tujuannya, setiap organisasi termasuk organisasi nirlaba, perlu mendefinisikan secara jelas visi dan misi yang diembannya. Visi atau idaman tentang masa depan yang harus diupayakan menjadi kenyataan, akan menjadi visi bersama, apabila didasari nilai-nilai, kepentingan dan aspirasi dari setiap anggota organisasi.
Pada pihak lain, pemahaman tentang misi organisasi, akan meyakinkan setiap anggotanya tentang apa hakekat keberadaan organisasi tersebut, tugas dan tanggung jawabnya, untuk siapa kita melakukan semua itu, dan mengapa kita melakukannya. Kesadaran akan tujuan, visi dan misi organisasi yang dilengkapi dengan strategi yang tepat, akan memudahkan organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya, terlebih lagi apabila disertai budaya organisasi yang menunjang.
Sebelum adanya perumusan dalam bentuk pernyataan visi dan misi, kegiatan operasional BPK PENABUR didasarkan pada moto dan kebijakan dasar (basic principles) yang telah ditetapkan BPK PENABUR sebagai landasan kerja dan acuan dalam beraktivitas. Dasar kebijakan inilah yang menjiwai langkah-langkah/tindakan-tindakan yang diambil, sehingga dapat menjadi "way of life" atau "culture" BPK PENABUR.
Moto BPK PENABUR adalah : "Iman, Ilmu dan Pelayanan." Dalam hal ini, iman kristiani, ilmu yang bermutu/handal dan pelayanan yang benar dan adil bagi setiap orang, baik pengurus, guru, karyawan, alumni, murid dan orang tua murid.
Dalam pelaksanaanya, moto Iman, Ilmu dan Pelayanan ini saling mengkait dan saling melengkapi, sehingga secara kesatuan dijadikan dasar kebijakan dalam mengelola organisasi.
Moto ini lahir dari sebuah sayembara yang diadakan oleh BPK Jabar (nama BPK PENABUR pada waktu itu), dalam 2 tahap pada tahun1980. Panitia sayembara menerima 103 buah usulan moto. Setelah melalui beberapa kali seleksi, usulan moto dibawa ke Persidangan Pleno di Lembang, Pondok Sentosa dan Bina Warga Cipayung. Persidangan memutuskan tidak ada pemenangnya. Namun ada satu moto yang masuk, yaitu "Iman, Ilmu dan Pengabdian". Moto ini usulan dari Svastyariani Padjarkasih (seorang pelajar). Setelah ada penyempuranaan satu kata, akhirnya Persidangan Pleno di Bina Warga (19-22 November 1984), memutuskan bahwa moto BPK Jabar adalah "Iman, Ilmu dan Pelayanan". Atas usulan tersebut, Svastyariani Padjarkasih menerima kenang-kenangan berupa sebuah radio dari BPK Jabar.
Dengan moto inilah, BPK PENABUR di dalam memenuhi tugas panggilannya turut berpatisipasi dlam pembangunan nasional sebagai wujud pengamalan Pancasila, khususnya di dalam ikut mencerdaskan bangsa.
Sementara itu, kebutuhan akan visi makin dirasakan oleh BPK PENABUR. Menyadari adanya kebutuhan tersebut, diawali dengan lokakarya tentang perencanaan strategik (1991 dan 1992) dan pendalaman moto "Iman, Ilmu dan Pelayanan" dalam konteks visi dan misi BPK PENABUR (1991, 1994), setelah pertemuan dengan BPMK/BPMS di bulan September 1994, visi dan misi BPK PENABUR yang berhasil dirumuskan, disetujui dalam Persidangan Pleno BPK PENABUR pada bulan Oktober 1994. Visi tadi menjadi pernyataan dasar tentang nilai-nilai, aspirasi dan cita-cita BPK PENABUR.
Visi tersebut tidak dibatasi oleh situasi yang dihadapi saat ini, tetapi diupayakan keluar dari paradigma (pola pikir) yang menghambat, sehingga dapat menumbuhkan kreativitas setiap pelaku kegiatan di lingkungan BPK PENABUR.
Visi BPK Penabur adalah : "Menjadi Lembaga Pendidikan Kristen ynag mengutamakan mutu penyelenggaraan pendidikan, untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan handal, dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memberi peluang pengembangan bagi guru dan karyawan terbaiknya."
Sebagai lembaga yang menjadi bagian integral dari misi GKI di bidang pendidikan, seluruh kegiatan dan proses pengajaran dan belajar harus diwarnai dengan nilai-nilai spiritualitas menurut teladan Kristus. Mutu pendidikan akan diarahkan pada keutuhan mutu, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotoris.
Untuk itu, metode pengajaran akan diupayakan bersifat persuasif disertai penciptaan suasana yang kondusif. Peserta didik bukan diperlukan sebagai objek, melainkan sebagai subjek. Lulusan BPK PENABUR diupayakan agar menjadi insan ynag bertakwa kepada Tuhan, mempunyai tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan, berwawasan kebangsaan dan berbudi pekerti luhur. Pada pihak lain, sebagai lulusan yang handal, ia diharapkan menjadi pribadi ynag cerdas, mandiri, berjiwa pemimpin, tertib, disiplin, memiliki integritas dan berwawasan luas.
BPK PENABUR meyakini, visi yang bersifat inspiratif tadi mampu memotivasi serta menggelorakan semangat kerja seluruh komponen organisasinya, baik dalam rangka meningkatkan maupun mensinergikan potensi yang ada. Visi tersebut dipercaya mampu meletakkan dasar/pijakan sistem nilai yang akan dipegang, dan diharapkan dapat memberi arah dan tujuan dalam upaya mengerahkan sumberdaya, dana, tenaga, sarana/prasarana menju tercapainya tujuan yang ditetapkan bersama. Visi tadi sejalan dengan visi pendidikan dari GKI Sinode Wilayah Jawa Barat selaku pendiri BPK PENABUR.
Melengkapi rumusan visi di atas, telah pula dirumuskan misi organisasi untuk menjabarkan apa yang menjadi kegiatan pokok dan apa yang menjadi cita-cita organisasi. Rumusan misi BPK PENABUR adalah : "Memberikan pendidikan bermutu kepada siswa agar mandiri, berguna dan siap melayani, serta memberikan peluang kepada guru dan karyawan untuk mengembangkan diri, dengan didasari nilai-nilai iman Kristiani".
Bersamaan dengan perumusan visi dan misi di atas, moto Iman, Ilmu dan Pelayanan ditetapkan sebagai nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi bagian dari visi dan misi BPK PENABUR. Dengan iman diartikan bahwa seluruh kebijakan dan pelaksanaan kegiatan harus dilandaskan pada nilai-nilai spiritualitas menurut teladan Kristus dan digunakan untuk membawa para siswa, tidak saja berilmu, tetapi juga beriman. Dengan kata lain, pendidikan yang diberikantidak dimaksudkan untuk mengubah para siswa menjadi "malaikat tetapi bodoh" atau sebaliknya menjadi "iblis atau pintar."
Selain itu, moto ilmu dimaksudkan bahwa selain membekali para siswa denagan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya, moto pelayanan tidak hanya berarti bahwa BPK PENABUR memberikan pelayanan pendidikan denagn perlakuan merata bagi semua siswa, karyawan,serta menghasilkan lulusan yang dapat memanfaatkan iman dan ilmunya agar berguna bagi orang banyak.
Denagan demikian, keluarga besar BPK PENABUR yang telah begitu banyak memproleh berkat dari Tuhan, dapat meyalurkan berkat itu kepada orang lain.

BPK Penabur Pictures, Images and Photos

Baca selengkapnya......